HILANGNYA pesawat AirAsia dengan nomer penerbangan QZ 8501 rute Surabaya-Singapura bikin keluarga penumpang resah. Muncul kemungkinan keluarga korban alami secondary trauma.
Bukan sekedar resah, keluarga penumpang pesawat AirAsia yang hilang condong alami stres lantaran belum memperoleh info perihal keberadaan beberapa orang yang mereka cintai. Rasa kehilangan ini dapat menyebabkan stres seseorang.
“Stres yang tertinggi yaitu saat kita kehilangan orang yang kita sayangi, terlebih lantaran kematian. Nah, apa yang dirasa oleh anggota keluarga dari beberapa penumpang AirAsia pasti yaitu stres, sedih, geram, kecewa, bahkan juga dapat juga jadi secondary trauma, ”
Lebih jauh Kepala Seksi Advokasi Bagian Pencegahan BNN Kepulauan Riau ini menuturkan perihal secondary trauma. Melly menyampaikan, rasa trauma dapat muncul pada keluarga beberapa penumpang. Walaupun bukanlah adalah penumpang pesawat yang hilang itu, mereka condong mempunyai sikap preventif pada peristiwa sama. Inilah, kata Melly, yang dikatakan sebagai secondary trauma.
Melly mencontohkan, seorang yang kehilangan anggota keluarga lantaran perjalanan hawa bakal hindari pengalaman sama. Dia kemungkinan tak melancong dengan pesawat untuk sesaat saat.
“Derajat secondary trauma pada semasing orang bakal tidak sama, tergantung pada penerimaannya. Momen hilangnya pesawat ini beresiko pada beberapa orang di sekitar korban yg tidak merasakannya secara langsung, ” terang Melly.
Silahkan berkomentar mengenai artikel kami